|



Epidemiologi Penyakit Tidak Menular : Kanker Serviks

Editor: Admin


METROINDO.ID | MEDAN - 

Oleh: Fatwa Imelda, S.Kep.,Ns & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp.,MNS

(Program Magister Ilmu Keperawatan USU)

Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Berdasarkan data Riskesdas dari tahun 2013 sampai tahun 2018 didapatkan bahwa jumlah prevalensi kanker pada perempuan lebih besar daripada laki-laki. 

Penyakit kanker yang sangat banyak menyerang wanita nomor dua setelah kanker payudara adalah kanker serviks. Kanker Serviks menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di Negara berkembang seperti Indonesia (Colombo N, 2021). 

Penyakit kanker serviks yang menyerang seseorang wanita akan menimbulkan berbagai gangguan pada dirinya yang dampaknya akan dirasakan oleh anak-anaknya dan situasi keluarga akan terganggu. 

Perjalanan alamiah kanker serviks memberikan suatu peluang tantangan untuk menemukan penyakit ini pada stadium awal, bahkan menemukannya pada tahap sebelum menjadi kanker yang dikenal dengan istilah Lesi Prakanker Serviks.  

Kanker serviks terjadi karena adanya perubahan dari sel rahim normal menjadi sel abnormal yang kemudian membelah diri secara berlebihan dan tak terkendali. Sel leher rahim yang abnormal ini dapat berkumpul menjadi tumor. 

Perjalanan kanker serviks memerlukan waktu sekitar 10 sampai 20 tahun dari pertama kali terinfeksi hingga menjadi kanker, sehingga penderita kanker serviks Sebagian besar terdeteksi setelah berusia 40 tahun (Ferlay, 2015).

Setiap tahun diperingati Hari Kanker Sedunia atau World Cancer Day yang ditetapkan pada tanggal 4 Februari. Data International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2018, kasus kanker serviks di Indonesia mencapai angka 32.469 jiwa. 

Angka kematian akibat kanker serviks mencapai 18.279 jiwa per tahun, ini artinya sekitar 50 perempuan Indonesia meninggal dunia akibat kanker serviks. 

Data Globocan menyebutkan pada tahun 2018, asia menempati urutan ke-23 dengan data kanker serviks sebesar 23 koma 4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13 koma 9 per 100.000 penduduk. 

Setiap tahun terdapat kurang lebih 400.000 kasus baru kanker serviks, sebanyak 80 persen terjadi pada wanita yang hidup di negara berkembang. 

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1 koma 4 per 1.000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 1 koma 79  per 1.000 penduduk pada tahun 2018, dengan angka meninggal yang sangat tinggi, dengan angka kanker serviks  yang diperkirakan muncul atau terjadi setiap 11 menit dan satu orang penduduk dunia yang meninggal karena kanker serviks ini, dan juga setiap 3 menit sekali terjadi kasus baru. 

Berdasarkan data terbaru  yang dipaparkan Kemenkes per 31 Januari 2019, terdapat kanker serviks sebesar 23 koma 4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9. (MI/Red)


Editor: HENDRA HARTANTO

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
/> -->