![]() |
Polrestabes Medan Razia 5 Titik THM di Kota Medan hasilnya negatif. |
METROINDO.ID | MEDAN – Dalam upaya memberantas peredaran narkoba di tempat hiburan malam (THM), Tim Gabungan Polrestabes Medan kembali melakukan razia besar-besaran pada Sabtu (27/9/2025) dini hari.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 5 THM dirazia secara bersamaan dalam satu malam, yaitu Black Owl di Jalan T Amir Hamzah, Grand D’Blues, The Lion, Platinum, dan XTEND ke Empat Lokasi tersehut berada di Complek Mega Park (Mega Com), Jalan Kapten Muslim, Kecamatan Medan Helvetia.
Hasilnya cukup mengejutkan, 38 orang pengunjung yang diperiksa urine-nya, seluruhnya dinyatakan negatif narkoba. Tidak hanya itu, dari hasil pemeriksaan barang bawaan, tidak ditemukan adanya zat terlarang.
Kasat Narkoba Polrestabes Medan, AKBP Thommy Aruan, mengatakan bahwa razia ini adalah bagian dari komitmen Polrestabes Medan untuk menciptakan lingkungan hiburan yang bersih dari penyalahgunaan narkoba.
“Ada 5 tempat yang kami razia, ini untuk mencegah terjadinya peredaran narkoba di THM. Kami memeriksa total 38 orang untuk dites urinenya, hasilnya semua negatif,” ujar Thommy dalam keterangannya.
Ia juga menegaskan bahwa razia seperti ini akan dilakukan secara berkala dan berkelanjutan sebagai bentuk peringatan kepada para pemilik dan pengelola THM agar turut aktif mencegah peredaran narkoba di lingkungannya.
Publik Curiga, Apakah Razia Bocor atau hanya seremonial?. Meski tampak menjadi kabar baik, hasil razia yang nihil ini justru menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat.
Pasalnya, ini adalah razia kedua dalam waktu singkat. Sebelumnya THM Station, Helen's dan Super sekitar 20 pengunjung dan Waiters ditest urine hasilnya negatif.
Kemudian, pada Jumat (26/9/2025), tim gabungan merazia lokasi THM yang terkenal dan terbesar di Ibu Kota Sumut Medan yaitu di Capital Building, yang juga menunjukkan hasil negatif semua, baik dari segi urine maupun barang bukti narkoba.
Salah satu Tokoh Pemuda di Medan, H Hartanto, SH, menyuarakan keprihatinannya. Ia menilai bahwa kemungkinan besar informasi razia telah bocor lebih dahulu, sehingga pelaku peredaran maupun pengguna narkoba sudah lebih dulu menghindar atau “menetralkan” lokasi.
“Kami menduga rajia-rajia ini bocor. Kalau memang pihak kepolisian serius ingin memberantas narkoba, seharusnya gunakan metode undercover buy (penyamaran pembelian), bukan hanya razia terbuka,” tegas Aktivis Kota Medan itu saat dikonfirmasi awak media.
Ia mencontohkan keberhasilan penyamaran polisi di THM CDI dan Marcopolo, yang pernah berhasil membongkar peredaran narkoba secara langsung. Menurutnya, tindakan nyata seperti itulah yang seharusnya diperbanyak, bukan hanya operasi formalitas yang dapat diprediksi.
"Rangkaian razia ini mengingatkan kita pada satu hal penting, perang terhadap narkoba tidak bisa dilakukan setengah-setengah," katanya.
Narkoba bukan hanya merusak individu, tetapi juga merusak generasi dan masa depan bangsa. THM, sebagai ruang publik yang rawan penyalahgunaan narkoba, harus diawasi secara ketat dan profesional.
Dalam banyak kasus, narkoba tidak mudah ditemukan dalam razia terbuka. Pelaku sudah canggih, berjejaring, dan sering kali punya cara untuk menghindari deteksi.
"Maka dari itu, metode penyamaran, infiltrasi, dan pendekatan intelijen menjadi sangat penting untuk menembus jaringan yang lebih dalam," jelasnya.
Selain itu, komitmen pemilik tempat hiburan malam juga tidak bisa ditawar. Jika THM ingin tetap menjadi bagian dari ekosistem hiburan yang sehat, maka mereka juga harus bersedia melakukan pemeriksaan internal, memasang kamera pengawas, dan melapor jika ada aktivitas mencurigakan.
Pemberantasan narkoba bukan sekadar soal operasi razia yang bisa dipublikasikan di media sosial. Ini tentang bagaimana aparat bisa menembus sindikat, menghentikan suplai, dan mengamankan pengguna maupun pengedar secara tepat dan tuntas.
Sudah terlalu banyak generasi muda yang menjadi korban narkotika. Banyak yang kehilangan masa depan, hancur secara mental, ekonomi, bahkan terjebak dalam kriminalitas demi memenuhi ketergantungan.
"Jika razia hanya menghasilkan berita tanpa hasil nyata (Nihil), maka perang melawan narkoba hanya akan menjadi formalitas. Dibutuhkan keberanian, strategi cerdas, dan integritas tinggi dari seluruh aparat penegak hukum, serta partisipasi aktif masyarakat,"tandasnya.
Terpisah, warga Sumatera Utara yang ingin menikmati dentuman musik di tempat hiburan malam disalah satu Kota Medan yaitu di Komplek Mega Com disuruh balik lagi, karena mendapat informasi adanya rajia di pukul 02.00 Wib.
"Diusir kami sama sekuritinya, katanya ada rajia nanti jam 02:00 Wib, " ucap ST saat memberikan informasi kepada awak media, Sabtu (27/9/2025) sekira pukul 01.09 wib.
Hal itu membuktikan bahwa benar informasi adanya rajia sudah terdengar ke telinga pemilik tempat hiburan malam (terkondisikan), sehingga hasil yang didapat oleh petugas kepolisian hanya negatif. (MI/Heri.P)
Editor : Gafra Setya Algifahri