|

Ngeri.!! 129 Orang Tewas 2 Diantaranya Anggota Polri dan 180 Orang Terluka Akibat Kerusuhan Pertandingan Sepak Bola

Editor: Admin
Suporter Rusuh


METROINDO.ID
| JATIM -
Sebanyak 129 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada lanjutan kompetisi Liga 1 pekan pertandingan ke-11.

Tragedi kericuhan tersebut terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada hari Sabtu (1/10/2022) Malam, kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Niko Afinta mengatakan dari 129 orang suporter yang meninggal dunia tersebut dua di antaranya merupakan anggota Polri. 

Sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat. Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

Suporter Rusuh


Selain korban meninggal dunia tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang juga berimbas pada rusaknya 13 mobil. 

Belasan mobil tersebut terdiri dari mobil polisi dan mobil pribadi. “13 mobil yang rusak,” ujar Irjen. Pol. Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Kapolda Jatim menyampaikan dari 13 mobil yang rusak tersebut, 10 di antaranya merupakan mobil dinas milik polri seperti mobil patroli, truk Brimob, patwal, K9. Sementara sisanya adalah mobil pribadi.

“Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan,” tambahnya.

Kapolda Jatim menyampaikan pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan official.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan official.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen,” tandasnya. (MI/Red)

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
/> -->