|



Penjual Es Diduga Tewas Ditikam OTK Dengan 21 Tusukan

Editor: Admin

Susana dirumah duka


METROINDO.ID | MEDAN - Kapolsek Medan Helvetia Kompol Heri Edrino Sihombing melalui Kanit Reskrim Iptu Sofie Ibrahim menyebutkan, hasil pemeriksaan Tim Identifikasi Polrestabes Medan terdapat 21 luka tusukan di tubuh korban, bahkan di kepala korban terdapat luka robek.

“Ada 21 luka tusukan di tubuh korban dan luka robek di bagian kepala. Pelaku diduga lebih dari satu orang,” ujar Iptu Sofie Ibrahim ketika dikonfirmasi Metroindo. Kamis (8/6).

Dijelaskan Iptu Sofie, belum diketahui apa motif pelaku melakukan pembunuhan sadis tersebut karena pihaknya masih terus melakukan penyelidikan setelah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi termasuk suami korban yang bernama Sapta Kurniawan.

“Berdasarkan rekaman CCTV yang ada di lokasi kejadian, terlihat satu pelaku turun dari mobil dan berpakaian rapi. Selanjutnya pelaku bergegas kabur dengan menggunakan beca bermotor. Tidak mungkin pelakunya seorang dan diduga ada pelaku lainnya,” terang Iptu Sofie seraya memohon doa dan dukungannya agar kasus pembunuhan ini secepatnya terungkap sekaligus pelakunya segera ditangkap.

Saat ini, Kamis (8/6), jenazah Vonda Harianingsih disemayamkan di rumah duka di kawasan Kebon Lada, Binjai dan dikebumikan sebelum Shalat Zuhur.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari berjualan es di Jl. MT Haryono Kebon Lada, Kota Binjai, ditemukan tewas mengenaskan di dalam mobilnya di kawasan Klambir V Kelurahan Tanjunggusta Kecamatan Medan Helvetia, Rabu (7/6) sekira pukul 15:00.

Jasad Vonda Harianingsih,50, warga Jl. MT Haryono Kebon Lada Binjai, selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan guna diotopsi.

Suasana Dirumah Duka, Korban Dikenal Orang Baik

Kepergian Fonda Harianingsih (50) meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga. Siapa sangka, wanita yang memiliki kepribadian yang baik dan penyayang ini, pergi menghadap sang pencipta dengan tak wajar dan terasa sangat begitu cepat. 

Sebab bukan karena sakit, Fonda meninggal dunia karena adanya orang yang nekat menghabisi nyawanya dengan cara dibunuh di dalam mobil pribadinya pada Rabu (7/6) kemarin. 

Bahkan jasadnya ditemukan di dalam mobilnya sendiri yang terparkir di Jalan Kelambir V, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan.

Fonda menghadap sang khalik meninggalkan seorang anak dan dua orang cucu yang bertempat tinggal di Kota Medan. 

Sementara itu, suaminya bernama Sapta merupakan seorang mantri yang cukup dikenal masyarakat di Kelurahan Kebun Lada, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai. Namun almarhum Fonda merupakan istri muda atau istri kedua Sapta yang bertempat tinggal di Kwala Begumit, Kabupaten Langkat.

Meski berdomisili di Kabupaten Langkat, namun almarhumah Fonda dikebumikan di Pekuburan Islam Kebun Lada Binjai. 

Pantauan awak media saat menyambangi lokasi pemakaman, tampak Sapta yang merupakan suami Fonda, tak kuasa menahan tangis atas kepergian istri tercintanya ini. Bahkan terlihat kondisi fisik Sapta seperti tak bedaya dan lemas pasca ikut meletakkan langsung jasad Fonda di dalam liang lahat. 

Begitu juga abang kandung almarhumah Fonda yang mengakui bernama Hariono (56). Saat ditemui awak media, dirinya juga tidak menyangka atas kepergian adiknya yang begitu tragis. 

"Kami sekeluarga terkejut dan tidak menyangka atas kepergian adik saya ini," ujar Hariono sembari menahan tangisnya, Kamis (8/6).

Sebagai Abang kandung Almarhumah Fonda, Hariono mengaku mendapat kabar kematian adiknya sudah tak bernyawa lagi pada Rabu (7/6) sekira pukul 17.00 Wib.

"Ada tetesan darah di dalam mobil dan saya menyaksikan langsung sehingga saya pastikan itu adik saya," tutur Hariono dengan raut muka yang sedih. 

Tidak hanya itu, Hariono juga sempat menyinggung penanganan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. "Penanganan polisi memang agak lambat, mungkin karena macet jadi agak lama datang untuk mengevakuasi," ujarnya. 

Diakui Hariono, sebelum ditemukan tewas bersimbah darah dalam mobilnya di Jalan Kelambir V, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, almarhumah Fonda sempat menghubungi dirinya untuk berpindah jualan ke Helvetia, Kota Medan, sekitar pukul 09.20 WIB.

"Pada saat itu dia menghubungi saya sekitar jam 09.20 Wib. Almarhumah mengatakan mau pindah tempat jualan esnya ke Helvetia. Cuma tidak jadi," beber Hariono, seraya mengatakan bahwa Fonda baru tiga hari belakangan berjualan minum es dengan mengendarai mobil di sekitaran Kota Binjai. 

Seharusnya menurut Hariono, hari ini almarhumah berjualan di Helvetia. "Seandainya semalam adik saya berjualan disana, Insyaallah kejadian ini tidak akan terjadi. Namun Allah SWT berkata lain, hari ini dia sudah berpindah tempat pemakaman," ujar Hariono. 

Saat ditanya apakah korban mempunyai musuh, Hariono menegaskan bahwa dirinya tidak mengetahui hal tersebut. "Saya kurang tau. Karena saya tinggal di Medan dan adik saya di Kota Binjai. Intinya kita tidak mau mencampuri urusan rumah tangga dia seperti apa," sambungnya. 

Hariono pun mengungkapkan hingga sampai saat ini keluarga besar mereka belum mengetahui motif pembunuhan tersebut sehingga pelakunya nekat menghabisi nyawa Fonda.

 "Sampai saat ini kami belum tau karena apa, tapi yang pasti dia dibunuh. Sebelum berjualan, sehari-harinya adik saya sebagai ibu rumah tangga. Soal dugaan dia dipaksa dibawa ke Medan, bagaimana kita bilang ya??! Kalau ada ditemukan selopnya sebelah di lokasi dia berjualan di Kota Binjai, pasti dipaksa," beber Abang kandung korban. 

Disinggung kembali soal kehamilan korban, Hariono menegaskan jika adik kandungnya meninggal dunia tidak dalam keadaan mengandung. "Badannya memang besar, jadi bukan hamil," ujar Hariono. 

Selanjutnya, pria berusia 56 tahun ini pun berharap agar pihak kepolisian segera menangkap pelaku.

Kini, jenazah almarhumah Fonda Harianingsih saat ini sudah dikebumikan di pekuburan Islam Kebun Lada Binjai, tak jauh dari kediaman mertuanya. (MI/Put)

Editor : HERI PRASATYA

Share:
Komentar

Berita Terkini

 
/> -->